Terik matahari menyengat sekujur tubuh. Lara menghempaskan dirinya di kasur. Tanpa ba bi bu,Lara mengambil buku harian.Terlihat wajahnya kusut dan muram. Matanya berkaca-kaca.
Betapa tidak, hari hari ia jalani dengan penuh tantangan. Demi masa depan.
Seribu wajah dia hadapi, seribu perangai Lara temui.
Dari tingkah yang “ra mbutohi” sampai tingkah manis “yang merayu”. Memuakkan!!!
a.
Seperti halnya hari ini, Lara benar-benar merasa direndahkan martabatnya sebagai perempuan. Perilaku jalang dari manusia paruh baya.
Berharap ada pembeli, Lara berangkat menekuni pekerjaannya. Ketika seorang bapak paruh baya meminta Lara berhenti, Lara tersenyum. Dalam hati bersyukur. Semoga saja hari ini berkah ilahi menghampiri dia. Dengan semangat Lara mempromosikan barang-barang yang ia bawa. Tapi apa yang Lara dapatkan, yang dia ajak ngomong malah“ndomblong” dengan mata jelalatan seolah- olah mau menerkam.
Kata yang terucap justru menyakitkan. “ Bok eman- eman cah ayu-ayu ngene kok kon panas-panas. Mbok kamu jualan makanan pasti laris, opo meneh yen delengi esemmu. Jane ora kudu tuku yo dadi tuku”. Itupun diikuti tangannya yang mau gerayangan.
Untung Lara tanggap dan cepat menghindar.
Lara hanya berpikir EDAN!!!. HATINYA PERIH. Sedemikian kejamnyakah dunia ini?
Cepat-cepat Lara pergi dari tempat itu, tujuannya satu segera sampai rumah.
Airmata yang membendung selama perjalanan, akhirnya ambrol.
Lara hanya dapat berdo’a :” Ya, Allah lindungilah hamba, Kuatkan iman yang ada padaku. Berikanlah rizqi yang halal untukku”
semoga orang lain tidak mengalaminya
20 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi apresiasi coretan saya dengan meninggalkan komentar......