Pages

16 April 2012

Mengembangkan Harga Diri Anak



Oleh: Wiwin Patma Dewi,S.Pd

            Dalam sebuah rumah tangga, kehadiran anak merupakan hal yang diidamkan. Setelah menikah pasangan suami istri tentu mendambakan mempunyai anak yang lucu, pintar, berkebribadian baik, dan  memiliki harga diri yang baik pula. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan harga diri itu? Pentingkah harga diri itu? Bagaimana kiat untuk mengembangkan harga diri anak?
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, harga diri berarti nilai/mutu seseorang. Sedangkan menurut Deborah K. Parker,M.Ed, harga diri adalah kita merasa senang, bahagia, dan bangga terhadap diri kita sendiri. Dengan kata lain kita bahagia menjadi diri kita sendiri dan yakin dengan nilai intrinsik yang kita miliki sebagai seorang individu yang unik.
            Harga diri memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Memiliki harga diri yang baik berarti kita memiliki kepercayaan terhadap diri kita sendiri. Kepercayaan diri sering menjadi kunci kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan yang akan berpengaruh terhadap hubungan pribadi, motivasi, dan kesuksesan kerja.
            Harga diri membantu kita mendapatkan kebahagiaan, keuletan, kreativitas, kemampuan untuk memberi dan memegang komitmen orang lain, akal sehat (Deborah K. Parker, M.Ed)
            Saat ini tantangan yang dihadapi orang tua jauh lebih berat dibandingkan sepuluh tahun silam. Masyarakat mengalami perubahan dengan cepat, yang dapat mempengaruhi harga diri seseorang. Perubahan-perubahan sosial itu berlangsung dalam sebuah kontek yang semakin menghimpit posisi orang tua. Sebagai contoh, banyak anak muda yang berjalan pada jalur yang keliru dan melanggar hukum. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang lebih mudah untuk merendahkan orang lain, mencaci, mengkritik, ketimbang menyetujui, memuji, dan menikmati.
            Lantas bagaimanakah kiat kita sebagai orang tua untuk dapat mengembangkan harga diri anak?
Dalam hal pendidikan anak, para ahli pendidikan mengatakan bahwa apa yang orang tua lakukan pada tahun-tahun awal kehidupan anak bisa berpengaruh besar terhadap kepribadian pada masa selanjutnya. Masa anak-anak adalah saat terbaik untuk membangun harga diri.
            Agar peran kita sebagai orang tua sukses dalam menjalankan peran pengembangan harga diri anak, maka yang perlu kita lakukan adalah:
1.      Menjaga hubungan orang tua - anak tetap hangat dan stabil
2.      Pertahankan terciptanya sebuah sebuah lingkungan yang konsisten dan bisa diprediksi oleh anak-anak kita.
3.      Tekan seminimal mungkin terjadinya permainan kekuasaan (power play) dan perselisihan yang dapat merusak hubungan orang tua – anak.
4.      Perhatikan komitmen orang tua kepada anak dan tunjukkan bahwa orang tua memahami si anak dan berada di pihak si anak(Deborah K. Parker, M.Ed)

Untuk menjalankan poin-poin di atas, orang tua bisa memulai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
-          Identifikasilah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki anak, dan harapan-harapan orang tua yang tidak terdapat pada diri si anak.
-          Kita lihat apakah ada kekuatan anak yang kita sukai tetapi bertentangan dengan apa yang tidak kita sukai. Misalnya orang tua menyukai kekuatan anak dalam hal cepat mengambil keputusan tetapi orang tua tidak menyukai sifat anak yang keras kepala.
-          Tulislah hal-hal yang disukai anak dan yang dibenci anak. Misalnya makanan, warna baju, bagaimana anak mengisi waktunya dan lain-lain.
-          Kita juga harus memikirkan bagaimana kita memberi ruang kepada anak agar si anak menjadi diri mereka sendiri, melakukan sesuatu yang ingin dilakukannya. Misalnya anak gemar sepak bola, tapi apakah kita telah memberikan kesempatan pada si anak untuk melakukan dan mengembangkannya?
-          Dari waktu ke waktu ceritakan kepada anak, hal apa yang kita sukai dari si anak. Dengan demikian anak akan merasa bangga dengan dirinya dan terus mencoba untuk melakukan hal yang disukai orang tuanya.
-          Hargailah anak kita.
-          Luangkan waktu untuk bersama si anak. Sesibuk apapun kita harus berusaha untuk tetap dekat dengan anak. Meskipun hanya sekedar menyapa, menanyakan keadaannya.
-          Beri mereka kepercayaan.
-          Hormatilah mereka.
-          Tunjukkan komitmen orang tua kepada anak.
-          Posisikan diri kita di pihak anak. Maksudnya adalah kita sebagai orang tua menjadi tumpuan terakhir tempat berlindung saat anak menghadapi tekanan.

Meskipun kita telah melakukan banyak hal seperti tersebut di atas, orang tua harus tetap berhati-hati dengan respon dan perilaku kita yang dapat merusak harga diri anak. Ada beberapa hal yang harus kita hindari selama proses pengembangan harga diri anak, antara lain:
-          Memberi dorongan/cinta bersyarat agar anak berbuat baik.
-          Mencampuradukan kritik terhadap sesuatu yang dilakukan anak dengan kepribadiannya. Ini maksudnya jika anak ke luar dari batasan-batasan yang telah kita tentukan, jangan memprotes dirinya tapi proteslah yang dilakukannya. Misalnya jangan mengatakan “kamu bodah” tetapi katakanlah “itu perbuatan yang bodoh”.
-          Menyalahkan mereka jika ada sesuatu yang keliru. Misalnya berkata “ ini salahmu. Jika kamu tidak membuatku marah, saya tidak akan menjatuhkan piring”. Sikap menyalahkan menimbulkan rasa bersalah dan malu, sehingga anak akan terbebani.
-          Jangan menghina mereka. Misalnya dengan mengeluarkan kata-kata “ kamu memang anak tidak berguna, bebal, bodoh”.
Orang tua kadang sama sekali tidak menyadari pengaruh kata-kata buruk semacam itu.
(Deborah K. Parker, M.Ed)
Demikian tulisan saya, semoga bermanfaat. Sebagai bahan renungan kita, mari kita simak syair berikut ini:
Anakmu bukan milikmu.
Mereka putra-putri Sang Hidup yang rindu pada diri sendiri.
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau.
Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu.
Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu.
Sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri.
Patut kau buatkan rumah untuk raganya, tapi tidak untuk jiwanya.
Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam impian.
Kau boleh berusaha menyerupai mereka, namun jangan membuat mereka menyerupaimu.
Sebab hidup ini tidak berjalan mundur, pun tidak tenggelam di masa lampau.
.. . . . .(Kahlil Gibran)


Penulis adalah guru SDN 1 Kedungsarimulyo, Welahan Jepara.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi apresiasi coretan saya dengan meninggalkan komentar......

 

Mengenai Saya

Foto saya
aq buat blog ini untuk berbagi dengan anda.